Sistem
Bilangan pada Elektronika Digital
Sistem Bilangan pada Elektronika Digital – Bilangan adalah objek matematika yang digunakan untuk
pengukuran, penghitungan dan pelabelan. Sedangkan yang dimaksud dengan Sistem
Bilangan adalah sistem penulisan yang digunakan untuk mengekspresikan bilangan.
Sistem Bilangan juga dapat didefinisikan sebagai cara yang digunakan untuk
mewakili besaran suatu item fisik. Setiap sistem bilangan menggunakan bilangan
dasar atau basis tertentu yang dalam bahasa Inggris biasanya disebut dengan “Base” atau “Radix”. Dalam
pengertiannya, Base atau Radix dari sistem bilangan adalah jumlah total digit
atau jumlah suku angka yang digunakan dalam suatu sistem bilangan. Contohnya
pada sistem bilangan Desimal, Radix dari sistem bilangan Desimal adalah 10,
yang artinya adalah memiliki 10 suku angka yakni 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9.
Sistem Bilangan pada Elektronika Digital
Dalam dunia Elektronika
Digital, Pengetahuan Sistem Bilangan merupakan pengetahuan dasar yang wajib
dipelajari, karena semua rangkaian digital yang dirancang ataupun perangkat
digital menggunakan konsep sistem bilangan tersebut. Sistem Bilangan dalam
elektronika digital digunakan untuk mewakili informasi yang akan diolah ataupun
pemrosesan hingga hasil olahannya. Sistem Bilangan yang umumnya digunakan dalam
teknik elektronika digital diantaranya adalah Sistem Bilangan Desimal, Biner,
Heksadesimal dan Oktal.
Sistem Bilangan Desimal (Decimal)
Basis atau Radix dari sistem
bilangan Desimal ini adalah 10 yaitu berkisar dari angka 0 hingga 9 (0, 1, 2,
3, 4, 5, 6, 7, 8, 9). Digit atau angka yang terletak di sebelah kiri koma
desimal disebut dengan bilangan bulat sedangkan digit atau angka yang terletak
di sebelah kanan titik desimal disebut dengan bilangan pecahan. Sistem Bilangan
Desimal ini merupakan sistem bilangan yang dipergunakan pada kehidupan kita
sehari-hari. Perlu diketahui bahwa Indonesia menggunakan koma untuk menunjukan
separator (pemisah) antara bilangan bulat dengan bilangan pecahan sedangkan
negara-negara lainnya menggunakan tanda titik sebagai separator pecahannya.
Di sistem bilangan desimal
ini, digit atau angka yang berada di posisi berturut-turut disebelah kiri koma
desimal memiliki bobot 100, 101, 102, 103, 104 dan
seterusnya. Sedangkan digit atau angka yang berada di posisi berturut-turut
disebelah kanan koma desimal memiliki bobot 10-1, 10-2, 10-3, 10-4 dan
seterusnya. Artinya, setiap posisi digit yang ditempati memiliki bobot
masing-masing dengan pangkat bilangan yang berbasis 10.
Contoh :
Kita ambil contoh pada sebuah
bilangan Desimal 235,12. Bagian bilangan bulatnya adalah 235 sedangkan bagian
bilangan pecahannya adalah 0,12. Digit-digitnya 5, 3, dan 2 masing-masing
memiliki bobot 102, 101 dan
100.
Demikian juga digit 1 dan 2 dibelakang koma memiliki bobotnya masing-masing
yaitu 10-1 dan
10-2.
Secara Matematis, dapat kita
tulis sebagai berikut :
235,12 = (2 x 102)
+ (3 x 101) + (5 + 100) + (1 x 10-1) + (2 x 10-2)
Sistem Bilangan Biner (Binary)
Sistem Bilangan Biner atau
Binary Numbering System adalah sistem bilangan yang berbasis dua dan merupakan
sistem bilangan yang digunakan oleh semua rangkaian elektronika yang bersistem
digital. Basis atau Radix dari sistem bilangan Biner ini adalah 2 yaitu angka 0
dan 1 saja. Di sistem bilangan Biner ini, setiap angka atau digit memiliki
bobot 20, 21, 22, 23, 24 dan
seterusnya.
Contoh
:
Sebagai
contoh, kita gunakan bilangan Biner 10112. Ini berarti digit-digitnya yaitu 1,
0, 1 dan 1 memiliki bobot masing-masing 23, 22, 21 dan
20 (dihitung dari kanan ke kiri).
Secara
Matematis, dapat kita tulis sebagai berikut :
10112 =
(1 x 23) + (0 x 22) + (1 + 21) + (1 x 20)
Jika kita
konversikan bilangan biner 10112 ke bilangan desimal akan menjadi 11.
Sistem Bilangan Oktal (Octal)
Sistem Bilangan Oktal atau
Octal Numbering system adalah sistem bilangan yang berbasis delapan (8). Jadi,
angka yang digunakan adalah berkisar diantara 0 hingga 7 (0, 1, 2, 3, 4, 5, 6,
7). Di sistem bilangan Oktal ini, masing-masing angka atau digit memiliki bobot
80, 81, 82, 83, 84 dan
seterusnya.
Contoh :
Sebagai contoh, kita gunakan
bilangan Oktal 72148. Ini
berarti digit-digitnya yaitu 7, 2, 1 dan 4 memiliki bobot masing-masing 83, 82, 81 dan
80.
Secara
Matematis, dapat kita tulis sebagai berikut :
72148 =
(7 x 83) + (2 x 82) + (1 + 81) + (4 x 80)
Jika kita
konversikan bilangan Oktal 72148 bilangan
Desimal akan menjadi 3724.
Sistem Bilangan Heksadesimal
(Hexadecimal)
Sistem Bilangan Heksadesimal
atau Hexadecimal Numbering System adalah sistem bilangan yang berbasis 16.
Sistem Bilangan Heksadesimal ini menggunakan angka atau digit 0 hingga 9 dan
huruf A sampai F (0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, F). Huruf A hingga
F ekivalen dengan 10 hingga 16. Jadi, pada dasarnya sistem bilangan
Heksadesimal ini merupakan gabungan angka dan huruf. Di sistem bilangan
Heksadesimal ini, masing-masing angka atau digit memiliki bobot 160, 161, 162, 163, 164 dan
seterusnya.
Contoh :
Sebagai contoh, kita gunakan
bilangan Oktal 7A1C16. Ini berarti digit-digitnya yaitu 7, A, 1 dan C memiliki
bobot masing-masing 163, 162, 161 dan
160.
Secara Matematis, dapat kita
tulis sebagai berikut :
7A1C16 =
(7 x 163) + (10 x
162) + (1 + 161) + (2 x 160)
Jika kita konversikan
bilangan Heksadesimal 7A1C16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar